Pekerjaan yang Tidak Terlihat

Mungkin bukan hanya sekedar tidak menyenangkan. Bahkan dapat dikatakan stressfull ketika kita dihadapkan pada pekerjaan yang tidak sesuai dengan keterampilan dan bidang keilmuan yang kita miliki dan harapkan. Demikianlah realitas bekerja sebagai PNS (di Departemen Keuangan), yang kadang tidaklah seindah yang dibayangkan dan tidak sehebat namanya. Meski khalayak melihatnya sebagai sesuatu yang prestatif dan prestisius, namun tidak selalu demikian bagi mereka yang merasakannya. Apalagi bagi anak-anak muda yang biasanya membutuhkan tantangan atas kapasitas berpikir dan semangat idealisme mereka.

Lantas bagaimana jika kita dihadapkan pada kondisi tidak ideal yang tidak kita inginkan itu? Ditempatkan di kepegawaian, tata usaha atau unit teknis namun sepi pekerjaan? Saya tak hendak menawarkan tips, trik atau solusi, namun hanya ingin berbagi cerita. Tentang seseorang yang baru saya sadari kemudian bahwa beliau adalah sosok luar biasa.

Setengah tahun yang lalu, di kantor saya ada reorganisasi internal. Beberapa divisi dihapus atau dilebur kemudian dimunculkan divisi baru. Tentu saja, sebagai akibat dari perubahan tersebut adalah diikuti pula dengan mutasi pegawai. Divisi saya yang tadinya merupakan divisi dengan jumlah pegawai terbanyak di biro kami akhirnya tinggal beranggotakan enam staf, tiga kasubdiv
dan satu kadiv. Konsekuensinya kemudian beban kerja masing-masing staf meningkat. Karena divisi kami menangani pengawasan dan perizinan, maka filing menjadi sangat penting. Repotnya, sebelum reorganisasi, saya dan kawan-kawan yang menangani pekerjaan teknis tidaklah terlalu memperhatikan masalah filing dan lebih banyak mengandalkan bantuan orang lain yang mengurus administrasi. Maka ketika reorganisasi hanya menyisakan kami para staf teknis, malapetaka kerja ekstra mengurus filing itu pun datang.

Saat-saat seperti itu menyadarkan saya pada sesosok laki-laki setengah baya yang selama ini keberadaaanya nyaris tidak terperhatikan sama sekali. Seorang Bapak yang ketika berada di antara kami, nyaris tidak berarti apa-apa. Selain karena memang sangat pendiam, beliau juga tidak pernah terlibat proyek-proyek atau kegiatan kerja teknis. Sehingga ada atau tiadanya nyaris menjadi tidak berbeda. Hanya peserta pelengkap. Pegawai bagian administrasi. Sampai suatu hari ketika ada rotasi pegawai tersebut. Si Bapak dipindahkan ke bagian lain. Masih dengan tugas yang sama. Namun sayangnya di tempat kami tidak ada penggantinya. Saat itulah baru terasa, betapa pentingnya beliau bagi kami.

Saat mencari file, kami kesulitan setengah mati. Ketika kami mencari data-data dan dokumen, kami kerepotan sekali untuk menemukannya. Dulu, si Bapak ini biasanya yang menjadi penolong terakhir. Beliau mencatat rapi semua surat masuk dan keluar berikut seluruh disposisinya. Meskipun ada file khusus untuk surat-surat keluar dari divisi kami, beliau pun membuat back updengan mengarsip sendiri semua tembusan surat penting yang keluar dari divisi kami. Dan itu sangat memudahkan kerja kami, namun selama ini kami tidak
menganggapnya.

Setelah beliau dipindahkan, urgensi eksistensi beliau di divisi kami baru terasa dan menyadarkan kami bahwa sesungguhnya beliau adalah sosok yang hebat. Beliau, dengan tugasnya yang sederhana, namun sungguh berarti dalam kehidupan kantor. Sungguh betapa berharga sebuah kesetiaan untuk menganani pekerjaan kecil tak terlihat itu.

Sebuah kesetiaan kecil itu membuat saya mengingat lebih lanjut kesetiaan-kesetiaan beliau lainnya. Setiap hari beliau selalu datang pagi-pagi, saat pegawai yang lain belum datang. Tepat waktu. Dan beliau juga baru pulang saat tiba waktunya pulang. Tepat waktu juga. Termasuk ketika semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawab beliau sudah diselesaikan, tidak lantas membuat beliau pulang lebih awal. Bahkan beliau tidak pernah meninggalkan bangkunya
kecuali untuk istirahat (makan) atau sholat. Beliau akan tinggal di bangkunya, duduk diam-diam di sana dengan setia. Menjaga ruangan ketika staf dan para kepala teknis lainnya bertugas di luar kantor. Menjadi operator di ruangan meski bukan merupakan tugasnya. Dan semua itu, telah beliau jalani selama masa pengabdiannya yang telah mencapai lebih dari 15 tahun.

Ke-istiqomah-an beliau pada ‘prestasi kecil’ itu sungguh luar biasa. kesediaanya menjadi sekedar pelengkap saja juga luar biasa. Kemampuan dan kemauannya untuk berbagi dan menjadi pendukung banyak pihak pun tak kalah luar biasa. Adakah kita bisa bercermin padanya?.

diambil dari: EraMuslim

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *