Quality with smile

Pemimpin yang melayani, kata itu yang pertama kali diungkapkan dr. Arief Haliman pada saat menguraikan bagaimana menjadi pemimpin yang baik, melayani dalam arti yang sesungguhnya. Seorang pemimpin harus mau mendengarkan, berempati dan dengan sungguh-sungguh mempertimbangkan setiap keluhan, usulan maupun kritikan dari karyawannya. Karena setiap masukan yang diberikan oleh karyawan merupakan gambaran dari kondisi sebagian karyawan, dari informasi yang masuk dari tiap level organisasi, manajemen bisa mendapatkan gambaran riil di internal organisasi, membandingkannya dengan kondisi eksternal dan membuat pertimbangan baru dalam mengembangkan organisasi.
Gambaran pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mempertimbangkan secara proporsional setiap permintaan dari karyawan. Hal ini bisa menjadi motivator bagi karyawan agar lebih loyal dan mau terus bertumbuh serta menyesuaikan dengan setiap perkembangan organisasi yang dilakukan oleh manajemen. Mendengar dan berempati merupakan kunci dalam memotivasi karyawan.
Dengan menjadi pemimpin yang melayani, seorang manager akan selalu dipacu untuk belajar dan bertumbuh sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan karakter karyawan. Karakter seperti ini akan menciptakan kondisi organisasi yang kondusif dan membuat karyawan semakin menghormati dan menghargai pemimpinnya.
Pemimpin yang melayani juga menjadi kata kunci dalam berinteraksi dengan klien atau customer, karena dengan menumbuhkan sikap melayani dari diri setiap pemimpin dan karyawan, akan meningkatkan juga standart kualitas layanan yang diberikan oleh perusahaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *