Puisi Untuk Kekasihku

Teringat pada semua yang telah dilalui bersama
Terkenang segala yang telah kau berikan padaku
Meyakini tentang sematan diri ini di hati
Setia dan tangguh menghadapi sisi buruk diriku
Kau kini menjadi bagian indah hidupku…!

Segala curahan tulus tanpa ungkitan menjadi kisahmu untukku

Memberikan nafas baru saat aku ketandusan ilham
Dalam cerita panjang di waktu aku terbelengu menghela napas meruak ikatan

Kau hadir berikan ruang
Mengamit kasih sayang, merawat kelesuan, menyemangati hidup

Hariku indah karena indahmu

Segala beda begitu mudah kau modifikasi
Mejadi tali pengikat yang jauh lebih erat
Dan segala kedewasaan didirimu begitu apik kau gunakan untuk menuntunku
Mencerahkan setiap gelap hari yang kulalui

Saat mendung menggantung, kau pernah membuat matahari menari di dahan hijau
Dan kau benar-benar menunjukkan warna
Bahagiakan aku

Maafkan jika aku pernah menyalahartikan tulusmu
Tuntunan kasihmu pernah kuanggap penghambat inginku
Curahan tulusmu pernah kutanggapi dengan semu
Dan segala pengorbanan yang pernah tak kuhargai

Dan benar katamu, biarkan waktu terus berjalan
Seiring segala buktimu yang semakin sulit kutapikkan
Menjawab segala tanya tentang peranku

Terimakasih untuk segala perjuanganmu
Terimakasih untuk segala iringan kasihmu
Terimakasih atas segala semangat ciptaanmu

Dan kini aku tengah berada di satu titik hidup
Bukan puncak, tapi aku rasa cukup tinggi
Bukan cita-cita, tapi satu jalan terang menuju asa
Yang kuraih bersama segala perjuangan, iringan kasih, dan semangat ciptaanmu

Puisi Untuk Sahabat-Sahabatku

Bagai bintang dan segala kebebasan di angkasa
Bagai cerita tentang rasa surga
Kita bersama

Aneka warna hiasi alur algoritma kehidupan
Terik dan sejuk adalah biasa

Kalianlah sahabat-sahabatku, penyejuk bagi jiwa
Senantiasa mendengar saat kumengeluh, padahal kalianpun sedang berada dalam peluh
Senantiasa membelai saat kukecewa, padahal kalianpun tengah ada dalam gelisah

Kalianlah sahabat-sahabatku, hadiah indah dari surga
Penuntun saat terbuta
Payung saat hujan dan terik
Penerang saat berjalan dalam lorong gelap
Penunjuk saat tersesat
Penegur saat terlena
Pendengar setia saat bercerita tentang segala
Pengangkat saat terpuruk
Ku…

Kalianlah sahabat-sahabatku, keajaiban yang sempurna
Menjadi mata air
Menjadi buku diary
Menjadi motivator
Menjadi boneka
Menjadi guru
Menjadi saudara
Menjadi mata-mata
Ku…

Kalianlah sahabat-sahabatku, keindahan dalam hidup
Warna-warna agung sang pelukis yang dicoretkan dalam lembar hidupku
Komposisi lagu gubahan sang penyanyi yang mengisi semua relung di ragaku
Untaian kata terangkai sang penyair yang menyejukkan rasa panas hatiku

Pernah kita sama-sama tak sejalan
Dan untuk sesaat aku menjadi begitu membencimu
Lalu dengan segera, segala menjadi lebih sempurna
Dan kita tetap bersama

Entah apa jadinya hidupku tanda canda tawa kalian
Takkan ada nada lagu bagi ragaku
Entah apa jadinya hidupku tanpa celotek riang kalian
Takkan ada penyejuk untuk jiwaku

Sahabat, kuyakini inilah takdir
Tuhan yang telah mempertemukan dan mengenalkan aku pada kalian
Menghujamkan di hati-hati kita rasa saling sayang

Dalam banyak waktu yang telah kulewati bersama kalian
Dalam banyak kisah yang telah kualami bersama kalian
Dalam banyak khayalan yang tercipta bersama kalian
Dan mimpi-mimpi yang terinspirasi dari kalian
Sungguh kutelah mendapat banyak hal

Ah, sahabat-sahabatku…
Tak selamanya hidup ini indah, kita tahu itu
Terkadang ada yang datang, dan ada yang pergi
Terkadang hidup begitu membahagiakan, terkadang juga begitu menyakitkan
Terkadang aku menjauh dari kalian
Terkadang kalian menjauh dariku
Tapi itulah hidup, kawan…
Dan begitulah kehidupan
Dunia kadang sangat bersahabat
Tak jarang pula kehidupan menjadi begitu pelik
Begitu pula dengan persahabatan
Persahabatan kita…

Aku telah mencoba untuk selalu tampil sempurna
Menjadi sahabat sesungguhnya bagi kalian
Namun harus ku akui, tak jarang kutemui kegagalan
Hingga aku menjadi begitu menakutkan

Aku telah mencoba untuk selalu tersenyum, membahagiakan kalian
Namun aku menyadari kesalahan
Tak jarang aku menjadi begitu angkuh dan egois
Menyakitkan hati kalian

Sesosok manusia dalam wujud aku
Yang tengah mencari lokasi kedewasaan
Terkadang begitu terpuruk dan menyudutkan kalian

Kekurangdewasaanku, dan segala keterbatasan di diriku
Kebodohanku, dan segala kekhilafanku
Seringkali menjadi jalan buntu persahabatan

Namun, lagi-lagi anugerah Tuhan begitu indah
Kalian kembali tampil sebagai jembatan kebahagiaan
Penuntun ke arah kedewasaan
Menyadarkanku dari segala khilaf
Dan kembali membuatku tersenyum menatap diri sendiri
Ah, kalianlah sahabat-sahabatku, jembatan cinta hidup ini

Dan kini, saat ini, satu bagian dari episode hidup telah ku lalui
Kulalui bersama kalian
Satu jalan baru terbentang di depan
Jalan yang semakin penuh dengan halang rintang dengan satu titik terang
Mungkin kita akan bercerai-berai
Entah bagaimana kelak hidupku tanpa kalian
Namun, aku ingin pastikan, jika kalianlah sahabat-sahabat terbaik yang pernah ku miliki

Entah bagaimana ku harus berucap terimakasih
Membalas segala yang telah kita lalui bersama
Membalas segala keindahan hidup

Yang kuraih hari ini adalah berasal dari cinta kalian
Yang kupeluk hari ini adalah berasal dari semangat kalian
Yang kurengkuh hari ini adalah berasal dari senyum hangat kalian
Dan semangatku hari ini adalah berasal dari tawa membahagiakan dari kalian

Sahabat-sahabatku,
Mungkin mentari kita berbeda
Jalan tertujupun tak sama
Arti keindahan pada diri-diri kita pun tidak serupa

Dan untuk saat nanti yang tak pernah kita pikirkan
Mari jalani saja apa yang ada
Tak usah pedulikan segala
Mari jadikan kisah kita kenangan terindah di saat tua

Dan untuk masa depan yang tak pernah mampu kita ramalkan
Dengan segala pertanyaan tentang masa-masa yang telah kita lalui
Lihat saja segalanya dengan hati, dan pastikan segalanya akan menjadi indah

Jika tak ada kenangan indah yang mampu kuberikan untuk masa depan
Ambillah sebait puisi ini, selipkan dalam hatimu, sirami dengan nyanyian Tuhan

Sempatkanlah untuk memimpikan aku saat kau tidur
Selayaknya aku yang selalu memohon untuk dapat melihatmu dalam mimpi

Dan jawablah segala pertanyaan tentang masa depan dengan doa
Kirimkan doa dan akan ku dengarkan dengan hati

Terimakasih sahabatku,
Terimakasih atas segala

Puisi Untuk Keluargaku

Menopang seluruh yang ada di hati, tubuh, dan luangan kasih sayang kalian
Hingga begitu indah setiap detik dalam hangat cengkrama

Bunda, Ayah, dengan malu kukatakan : “Akulah anakmu…”

Adik-adikku, dengan malu kukatakan : “Akulah kakakmu…”

Pernah dan sering ku amat rapuh
Pada kalian aku mengeluh, dan selalu

Bunda…
Sejujurnya telah kucoba kumpulkan keindahan dunia untuk ganti hadirmu
Sejujurnya telah kupilah yang terbaik untuk mengisi kerinduanku
Tapi bunda, yang kutemui hanya lelah
Lalu saat itu aku kembali padamu, memohon pelukan
Dan kau senantiasa menjadi pendengar yang arif

Mendengarkan dengan mata, mendengarkan dengan hati
Kau mendengar apa yang tak bisa terucap dengan kata-kata

Bunda…
Dunia takkan mampu menggantikanmu
Pilahan yang terbaik takkan lagi coba kuisi dalam rinduku
Hingga begitu indah setiap detik dalam rahimmu
Hingga begitu indah setiap detik dalam gendonganmu
Hingga begitu indah setiap detik dalam pangkuanmu
Hingga derita kau rasa indah demi anandamu

Lalu… Kenapa hanya rindu yang ananda punya untuk ibunda?

Tidak bunda…
Rindu ini hadir dalam Doa anandamu
Agar surga selalu hadir untukmu
Bukan hanya ditelapak kakimu

Ayah…
Rentetan waktu yang kau urai dalam peluh
Dalam entah berapa banyak tetes keringatmu yang kini menjadi darahku
Selama itu kau tetap tersenyum

Jinjingan pelangi tak pernah luput kau bawa sepulang kerja
Lalu dengan sabar, menguraikan warnanya untukku satu persatu dengan mata berbinar
Dengan baju kemejamu yang telah lusuh

Lalu, kuteringat saat kumerengek meminta baju baru
Sementara kau sibuk berhutang demi memenuhi keinginanku…
Ah, aku memang anak yang manja…

Ucapan terimakasih dan doa rasanya tak pernah cukup untuk membalasmu
Sementara, tak jarang aku menjadi jauh dari harapan-harapanmu
Aku malu…

Ayah…
Sebagian semangatku ada dalam doamu
Dan pijakan hidupku dalam petuah sederhanamu
Aku catat dalam jiwa dan coba kujalankan

Ayah…
Ananda bangga menjadi anakmu

Bunda, Ayah,
Mungkinkah kumampu menjadi anak yang dapat kalian banggakan
Mungkinkah kumampu penuhi semua harapan
Mungkinkah kumampu menjadi penyejuk pandangan

Maafkan aku…
Maafkan jikalau budi kalian selama ini aku balas dengan hinaan
Maafkan jikalau sapaan lembut aku balas dengan hardikan
Maafkan jikalau mata ini sering menatap sinis pada kalian…
Maafkan jikalau banyak permintaan tolong yang tak kudengar
Maafkan jikalau aku justru membuat kalian malu
Maafkan atas segala…
Maafkan…

Ayah, Bunda, maafkan aku…

Sungguh aku ingin menjadi anak yang dapat kalian banggakan
Sungguh aku ingin penuhi semua harapan
Sungguh aku ingin menjadi penyejuk pandangan

Ayah, Bunda, kembali kumemohon doamu…

Adik-adikku…
Malaikat kecilku…
Ah, kini kalian telah tumbuh besar
Tentu telah memahami lebih banyak tentang hidup
Kalian kini telah tumbuh menjadi anak yang cerdas
Ya, kalian kini tak lagi mudah untuk kubohongi seperti dulu

Adik-adikku, selain Bunda dan Ayah kita, kalianlah yang paling tahu siapa aku
Kalian tahu setiap cela diri kakak…
Selain Bunda dan Ayah, kalianlah yang paling sering menjadi korban amarahku
Kalian yang selalu menjadi pelampiasan emosi dan egoisku

Padahal kakak tahu, kalian begitu tulus menyayangi kakak
Entah telah berapa banyak doa kalian yang menjadi jalan kemudahan bagi hidup kakak

Maafkan kakak, adik-adikku…
Selama ini kakak belum mampu menjadi suri tauladan bagi kalian
Kakak belum bisa menjadi kakak yang baik, yang membahagiakan kalian
Lebih banyak menyulitkan dan menyudutkan kalian
Jari-jari ini telah banyak membuat pipi kalian merah…

Selain Bunda dan Ayah, kalianlah orang paling pemaaf yang pernah kakak kenal
Pertengkaran yang acap kali terjadi karena ketidakdewasaanku, begitu mudah kalian lupakan

Seringkali ucapan lugu kalian menjadi nasehat jiwa
Seringkali tingkah polos kalian menjadi hikmah hidup
Kalianlah motivator, penyemangat hidupku

Ketika menatap kalian tidur bagai bayi, terbesik di benakku, alangkah inginnya aku membahagiakan kalian
Alangkah inginnya aku menjadi kakak yang bisa kalian banggakan

Adik-adikku, kakak sayang kalian…

Keluargaku…
Kalian adalah surga dalam hidupku
Karunia termegah Sang Pencipta untukku
Pastikan kita selalu bersama, selamanya…

Kembali, siapa yang peduli?

Berlarilah ia dari hidupnya yang mati
Mencoba mencari warna dalam mimpi
Terpejam terpaksa dari sesuatu yang dibeli
Dan merasa bahagia tanpa senyum

Sepagi buta ia memukul kepala
Berharap terpingsan dan tertidur lega
Dan lupa pada segala luka
Luka-luka dunia di dirinya

Asap rokok lagi-lagi memenuhi aliran rongga udara tubuhnya
Menunggu rubuh dan tak mengeluh

Manusia berwujudnya hatinya nestapa
Hidup dan nyatanya tak berirama
Goresan kata tanpa rencana
Mengalir dan tersesat
Tanpa tema dan makna
Lelaki berjuang menikmati adanya

Tak ada aturan yang sanggup menjelaskannya
Termenungnya di tengah pagi
Embun-embun di dahinya menguap begitu saja

Dan siapa yang peduli?
Peduli pada rangkaian kata yang sulit dimengerti

Lusuh, peluh, dan rubuh

Tak lagi dan pernah jernih di satu sisi
Sisi tanpa isi
Melayang tanpa tertempa
Lalu menjauh, hilang
Kembali dalam sesaat, dan terus berulang

Kembali, siapa yang peduli?

Solidaritas Kebersamaan

Di Amerika mulai dari Robin Williams, Sheryl Crow sampai John Kerry memakai gelang yang berwarna kuning untuk mendukung penelitian kanker. Di daratan Eropa Bono (U2), Bob Geldof, Keane, Jamelia, Minnie Driver dan Nelson Mandela memakai yang berwarna putih untuk memerangi kemiskinan. Dari lapangan sepakbola David Beckham dan Frank Lampard memakai warna biru mendukung kampanye anti-bullying, sementara Thiery Henry dan Ronaldinho meluncurkan yang hitam dan putih untuk menghilangkan rasialisme.

Saat ini gelang-gelang yang dipakai oleh para publik figur ini merupakan bagian dari simbol kepedulian global baru yang dipakai oleh jutaan orang di dunia.

Pertama di Indonesia sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan anak-anak Indonesia, bulan Maret 2005 ini Yayasan Tunas Cendekia (YTC) menggelar/mengadakan kampanye Gelang Peduli Anak Indonesia. YTC akan mengumpulkan dana melalui hasil penjualan Gelang Peduli Anak Indonesia berwarna merah dan bertuliskan semangat ‘solidaritasKEBERSAMAAN’

Penjualan gelang seharga Rp.10.000* ini akan disalurkan langsung melalui program-program yang mendukung peningkatan pendidikan anak-anak Indonesia. Kampanye melalui penjualan gelang peduli ini dimulai dengan kesuksesan kampanye Wear Yellow yang dilakukan oleh Lance Armstrong Foundation. Gelang Peduli (Support Wristband) ini telah menjadi ‘produk’ populer yang sedang digunakan oleh banyak yayasan atau organisasi individu untuk mengumpulkan dana sosial, serta para individu untuk menunjukan kepedulian mereka.

‘Kak’ Seto Mulyadi (Ketua Komnas Perlindungan Anak) dan dikDOANK (Presenter Olahraga, Musisi) menjadi duta kampanye pertama yang tampil dalam iklan media cetak untuk mendukung kampanye Gelang Peduli Anak Indonesia.

Tebarkan pesan, tunjukan kepedulian dan dukungan kita semua, dengan memilki serta memakai Gelang solidaritasKEBERSAMAAN. Bantu YTC menghimpun dana sekaligus menyebarkan semangat kepedulian terhadap anak Indonesia dengan memakai Gelang solidaritasKEBERSAMAAN.

Gelang ini akan menjadi lambang gerakan global terhadap kepedulian anak Indonesia.

Gelang solidaritasKEBERSAMAAN dijual dengan dua ukuran ‘adult’ dan ‘youth. Dapat diperoleh seharga @ Rp.10.000,- melalui situs ini atau 0813 1939 2773.

Hasil penjualan akan disalurkan kepada program-program peningkatan pendidikan dan perlindungan anak Indonesia.
Diambil dari : http://tunascendekia.org/wordpress/solidaritas-kebersamaan/

7 LARANGAN SAAT MELAMAR KERJA

Tahu nggak kalau yang tersirat dari surat itu adalah, ”Kami telah menyuruh office boy menghancurkan surat lamaran Anda.” Sebenarnya, apa, sih, yang salah dengan lamaran dan resume Anda? Inilah beberapa kemungkinannya….

1. Resume terlalu panjang. Siapa juga yang punya waktu membaca resume sepanjang delapan halaman? Panjang sebuah resume seharusnya satu sampai dua halaman saja. Tak lebih. Lanjutkan membaca →

Wajah Mencong Pasca Flu

detikcom – Jakarta, Wajah miring atau mencong sering dikacaukan dengan gejala gangguan peredaran darah otak atau stroke. Wajah miring atau mencong dapat terjadi akibat kelumpuhan mendadak pada otot wajah sesisi. Umumnya penderitaan wajah miring atau mencong ini setelah mengalami influensa.
Lanjutkan membaca →

Melihat Wajah Barat dan ‘Copy-paste’ nya

Oleh : Erros Jafar 06 Jul, 05 – 12:40 amimage image

Wajah asli peradaban Barat merupakan ramuan dari unsur-unsur Yunani Kuno, Kristen, dan tradisi paganisme Eropa. Meski Barat telah sekular-liberal, sentimen keagamaan Kristen terus mewarnai.
Lanjutkan membaca →

About love

Cinta adalah ketika kau menyingkirkan perasaan, napsu, dan romantika dalam persahabatan. Dan menemukan bahwa kau masih peduli pada orang itu. Memberi seseorang seluruh cintamu bukanlah suatu jaminan bahwa seseorang tersebut akan mencintaimu kembali! Jangan mengharapkan cinta kembali! Hanya tunggulah, cinta itu akan tumbuh dalam hatinya, tapi jika hal itu tidak terjadi, tampunglah cinta itu akan tumbuh dalam dirimu. Lanjutkan membaca →

Cinta……………..

Ada kekuatan di dalam cinta,Dan orang yang sanggup memberikan cinta adalah orang yang kuat,Karena ia bisa mengalahkan keinginannya, Untuk mementingkan diri sendiri. Ada kekuatan dalam tawa kegembiraan, Dan orang tertawa gembira adalah orang yang kuat, Karena ia tidak pernah terlarut, Dengan tantangan dan cobaan. Ada kekuatan di dalam kedamaian diri, Dan orang yang dirinya penuh damai bahagia adalah orang yang kuat,Karena ia tidak pernah tergoyahkan, Dan tidak mudah diombang-ambingkan. Ada kekuatan di dalam kesabaran, Dan orang yang sabar adalah orang yang kuat, Karena ia sanggup menanggung segala sesuatu, Dan ia tidak pernah merasa disakiti. Ada kekuatan di dalam Lanjutkan membaca →