Dan aku, siapa yang aku cintai?

Aku tengah bingung
Siapa yang aku cintai?
Mungkinkah saat ini aku tengah terkutuk?
Karma…
Dan aku bingung
Andai saja cinta memintaku berdiri, maka pasti aku berdiri
Andai cinta memintaku berlari, aka akan melakukannya
Jika cinta memintaku diam, aku akan diam
Tapi saat ini justru cintalah yang diam, berdiri, lalu berlari
Siapa yang kucintai?
Ada cinta yang datang terlalu dini
Ada cinta yang tak kunjung datang
Dan aku tak dapat berlari, atau sekedar berdiri
Dan aku bingung
Adakah cinta pergi meninggalkanku, atau aku yang telah pergi meninggalkannya?
Aku yang tengah bingung
Andaipun ku mampu memutar waktu, ku tak tahu kemana akan kuputar
Aku tak yakin dengan zaman
Lalu, siapa yang aku cintai?
Dia, kamu, mereka, atau siapa? Atau tak ada?!
Dan ada cinta yang terlalu
Lalu, disaat waktu yang hanya menemaniku
Lagi-lagi waktu tetap bungkam
Tak adakah yang mau mengabarkan cinta kepadaku?
Adakah cinta juga memiliki rasa benci?
Ada cinta yang tak kucinta…
Ada melati disisi orang mati!
Dan aku tengah bingung pada tempat yang kudiami
Dan aku, siapa yang aku cintai?

Aku Benci Kamu

“…ima wa mada kanashii love song atarashii uta utaeru made…”, lantunan merdu lagu First Love-nya Utada Hikaru malam itu tiba-tiba bergema dari satu kamar di sebuah rumah kosan mungil. Jeje tengah berada di ruang tamu tampak mengahayati benar setiap bait dari lirik lagu tersebut. Secangkir kopi panas mengepul di atas meja, menemaninya duduk di sofa bututnya itu.
Lanjutkan membaca →

Aku Benci Kamu

Bel pulang sekolah telah berbunyi nyaring. Dhillah berjalan terburu-buru, bahkan hampir berlari. Wajahnya penuh dengan amarah dan kekecewaan. “Dhillah! Dhillah! Tunggu…!” teriakan Jeje seolah tak didengarnya. Dhillah terus melaju tanpa menoleh. “Dhillah! Tunggu dulu! Ada apa ini?!” tiba-tiba langkah Dhillah tertahan oleh sepasang tangan yang memegang erat pundaknya.
Lanjutkan membaca →

Aku Benci Kamu

Siang kota Bogor hari itu begitu cerah. Udara terasa lebih sejuk dari biasanya dengan sinar matahari yang sekedar menerangi. Lalu lalang manusia di sepanjang trotoar tak kalah ramai dengan mobil-mobil yang berhamburan di badan jalan aspal. Rupanya suasana yang sedikit berbeda ini tak ingin dilewati begitu saja, dengan ceria mereka menikmati hari. Orang-orang terlihat lebih bersemangat hari itu.
Lanjutkan membaca →

Aku Benci Kamu

“Jey, itu dompet siapa, Jey?”, tanya Opik setelah melihat sebuah dompet tebal tergeletak di pinggir jalan sepulang dari kampus.

“Wah, kayaknya dompet yang jatuh deh”, jawab Ajey cuek, berbarengan dengan diambilnya dompet itu oleh Opik.
Lanjutkan membaca →

Aku Benci Kamu

Jam kuliahku begitu padat! Gerah aku dengan semua ini. Praktikum, tugas, quiz, seakan tiada akhir… Ah, begitu penat hidupku hari ini, dan selalu begitu.

Dengan 5 buku tebal didalam tas punggungku, terasa langkah kaki ini semakin berat. Asap polusi seakan membuatku ingin berteriak namun sesak. Ribuan pasang kaki yang melangkah disekelilingku terasa berbeda dari biasanya. Aku sedikit mengeluh melihat langit yang mulai mendung sore ini sambil mempercepat langkahku. Tas punggungku terasa semakin berat dengan buku-buku itu didalamnya.
Lanjutkan membaca →

Who Am I

Menyudahi riset yang berlangsung lebih dari 2 tahun lamanya di AS sekelompok ahli yang terdiri atas himpunan 100 ilmuwan telah berhasil menciptakan suatu program komputer baru permodelan iklim bumi yang lebih canggih dibanding yang telah ada sebelumnya.
Lanjutkan membaca →