Semua yang ada di alam semesta mengandung banyak pertanyaan. Mulai dari diri sendiri (manusia) hingga hewan. Dari matahari hingga bulan. Dari materi hingga metamateri. Dari atom hingga galaksi. Namun, ada pertanyaan yang lebih mendesak dan lebih genting untuk segera dicari jawabannya, yaitu sebuah pertanyaan krusial.
Jangan terlena dengan kepadatan aktivitas dunia, hingga lupa menjawab pertanyaan tersebut. Ia merupakan pertanyaan yang sama, yang dilontarkan pada setiap manusia, tanpa membeda-bedakan satu manusia dengan manusia yang lain, juga tanpa membeda-bedakan status, bangsa, atau agama apapun. Entah dia Yahudi, Kristiani, Muslim, Hindus, Budhis, hingga ateis sekalipun. Semuanya perlu menjawab pertanyaan krusial ini.
Jika kita belum mampu menjawabnya, atau masih berkutat dengan keraguan, atau belum memberikan jawaban yang cukup memuaskan, maka kita akan tetap dicekam kegelisahan, siksaan batin, dan derita spiritual. Kita akan terus hidup dalam kubang pertanyaan sempit yang tidak krusial, sehingga akan tetap berkutat di bumi yang begitu sempit dan tidak pernah bertolak ke semesta yang mahaluas.
Lalu apa bentuk pertanyaan yang dianggap krusial dan perlu mendapatkan jawaban yang lugas tersebut? Perhatikan berikut.
1. Darimana (hidup)?
2. Untuk Apa (hidup)?
3. Kemana (tujuan akhir hidup)?
Saat ini perlulah kita segera mengenali destinasi kita! mengenali akhir perjalanan kita! Dan mengenali ke mana kita melangkah di akhir muara!
Jika permulaan dinilai penting maka akhir penghabisan jauh lebih penting.
Indah sekali jika kita bisa membangun dunia dan memajukannya, dan buruk sekali jika kita melupakan atau berpura-pura melupakan babak setelah dunia. Bahkan lebih buruk lagi jika kita tidak menjawab satu lagi pertanyaan krusial berikut. Apa yang menanti kita setelah kehidupan dunia ini?