Bagaimana Cara Menjadi Leader yang Bijak

1. Tidak Emosional, hal itu berarti orang yang temperamental, mudah marah, meledak-ledak, gampang tersinggung, sulit menjadi bijaksana dan hanya dapat menjadi bijak dengan pertolongan Allah dan kegigihan usaha untuk berubah, jadi orang yang bijak adalah orang yang terampil mengendalikan diri. Berhati-hatilah jika kita termasuk orang yang mudah marah maka jika bertindak biasanya cenderung tergesa-gesa. Orang-orang yang emosional tersinggung sedikit akan sibuk membela diri dan membalas menyerang, ini tidak bijaksana karena yang dicari adalah kemenangan pribadi bukan kebenaran itu sendiri. Lanjutkan membaca →

Tentang cinta

Cinta adalah fitrah manusia. Manusia yang tidak punya rasa cinta, dia tidak normal. Namun, terkadang cinta dapat menyengsarakan jikalau tidak pandai menyikapinya. Beruntunglah bagi orang yang memiliki cinta dan pandai memenejnya, sebaliknya, kasihan benar orang yang kurang pandai dalam memenej cinta. Lanjutkan membaca →

Tentang masalah

Ada pepatah mengatakan “Barang siapa yang menyelesaikan suatu pekerjaan, maka dialah yang akan mengaturnya”. Setelah direnungkan, benar juga pepatah tersebut, walaupun tidak seratus persen kebenarnnya.
Ternyata, didalam hidup ini teramat banyak yang harus kita kerjakan. Segala persoalan hidup menuntut untuk diselesaikan, dan rupanya hal tersebut harus benar-benar ditanggapi dengan serius jika tak ingin menjadi masalah dalam hidup. Lanjutkan membaca →

Untuk Dhillah, kemarin, hari ini, dan nanti…

Adalah hal yang berbeda saat dulu dan hari ini
Haru yang membiru, dan kisah yang tak kunjung usang
Kita melangkah tanpa arah
Tak terpikir saat nanti, hanya jalani hari

Adalah hangat jiwamu pernah selimutiku
Tertuntun hati ini untuk selalu ingatmu
Terbuang segala pikir tentang khabar liar
Siapapun cemburu menatap kita

Adalah cintaku yang terlalu
Dan cintamu yang membawa kasih tiada henti
Sikap sifat tulus selimuti setiap detik yang terlewati
Dengan segala wewangian yang terhembus dalam setiap janji

Adalah waktu yang mampu merubah segala
Cinta yang sempurna – ku tak pernah menyangka – mampu dileburkannya
Aku yang sendiri tanpa mampu menyadari
Dan kau yang tertatih dengan hati yang perih

Adalah hal yang tak terduga kita berjumpa kembali
Di atas segala rindu tentangmu
Di dalam segala gebu mengingatmu
Sesaat saling memandang, tersenyum, dan menyapa
Berbicara sekedarnya, lalu kembali berpisah
Dan ku tak pernah tahu ke mana arahmu
Dan ku tak pernah berani menebak isi hatimu

Adalah mungkin dendam masih meraja
Membalas segala perih tentang masa lama
Dan aku telah menyesal sejak lama
Andai ku dapat memperbaiki segalanya…

Hmmm…
Mungkinkah malam tadi dapat menjadi awal kembalinya bahagia
Atau awal dari segala bencana
Karma…

[Untuk Dhillah, kemarin, hari ini, dan nanti…]