SAMBUTAN DIRJEN BINA YAN MEDIK
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, pertemuan Grand Design � Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu� dapat kami selenggarakan.
Kita menyadari Indonesia adalah Negara dengan wilayah rentan bencana alam, wilayah dengan struktur demografi yang majemuk dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang rendah, sehingga relative rentan juga terhadap kerusuhan sosial yang berdampak pada pola kehidupan normal, kerusakan ekosistem yang mengakibatkan penderitaan rakyat terutama masalah kesehatan nasional, sehingga benar-benar membutuhkan antisipasi dan langkah kongkrit pemerintah bersama masyarakat untuk menanggulanginya.
Kegawatdaruratan Medik dan Bencana dapat terjadi saat kapan saja, dimana saja dan menimpa siapa saja. Konsep penanganan “time saving is live and limb saving� (waktu tanggap adalah hal utama untuk menyelamatkan jiwa dan/atau cacat tubuh) harus diterapkan dalam setiap bentuk penanganan dan pelayanan kegawatdaruratan, untuk mencapai hasil yang optimal maka persiapan dan pelaksanaan penanganannya harus dilakukan secara sistematik dan berskala prioritas.
Rumah sakit dan jajaran kesehatan mempunyai tugas dan tanggung jawab terutama dan terberat dalam penyelamatan nyawa korban sehinga dibutuhkan dukungan optimal pihak-pihak terkait dalam menerapkan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) guna mewujudkan masyarakat sehat, aman dan sejahtera (Safe Community).
Penanggulangan korban kegawatdaruratan saat bencana merupakan bentuk eskalasi dari pelayanan kegawatdaruratan sehari-hari rumah sakit, sehingga langkah terpenting pada penanganan dan pelayanan kesehatan saat bencana adalah dengan penguatan dan peningkatan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu sehari-hari (Day to day Emergency) yang meliputi pelayan medik pra rumah sakit, rumah sakit, antar rumah sakit.
Guna mewujudkan hal tersebut, peran aktif semua sektor pemerintah dan swasta secara terkoordinatif melipuuti komunikasi, informasi, transportasi, pembiayaan, kelembagaan dan legal aspek untuk memberikan dukungan pelayanan kesehatan baik sarana, prasarana, SDM dengan teknologi penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana yang berkualitas sangat dibutuhkan.
Kegagalan Penanganan bencana yang hingga sekarang terjadi dapat disebabkan antara lain :
1. Belum adanya sistem komando dan koordinasi dalam penanggulangan bencana baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat.
2. Kemampuan manajerial rumah sakit belum dipersyaratkan secara terstruktur dan legal dalam �Hospital Preparedness for Emergency and Disaster� (HOPE).
3. Lemahnya sitem transportasi, informasi dan komunikasi di masyarakat dalam dan antar rumah sakit.
4. Dukungan pembiayaan dan logistik oleh pemerintah dan masyarakat belum terorganisasi/terkoordinasi dengan baik.
Berdasarkan permasalahan ini Depkes RI bekerjasama dengan Departemen/Institusi terkait menyelenggarakan pertemuan guna membahas persamaan pemahaman dalam langkah dan tindakan penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana di Indonesia.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuh.
Faried W.Hussain SpB.
Bertempat di Hotel Grand Melia, Jalan Djundjunan, Bandung akan berlangsung seminar Grand Design SPGDT 31 Juni dan 1 Juli dengan biaya (urunan) 1.5 juta dan pelatihan HOPE pada tanggal 1 – 3 Juli 2006. urunan 2 juta. Pemrasaran, nara sumber al. Menteri Kesehatan, Letjen (pur) Sutiyoso, Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Bali, Bakornas PB, Menko Kesra dan para pakar diantaranya Prof. Aryono DP, Prof. Idrus P, Ir. T. Boen, dr. Farid W, Husain, dr. H. Pakaya.
Untuk ikut silakan hubungi Dirjen Bina Yanmedik di telepon 021-5210420